Lingkungan
berpengaruh terhadap terjadinya penyakit sudah sejak lama diperkirakan orang. Sebagai
contoh, nama “Malaria” yang artinya Udara jelek, merupakan nama yang diberikan
untuk sebuah penyakit yang berasal dari virus yang dibawa nyamuk, biasanya ditemukan
pada daerah rawa-rawa. Udara disekitar rawa-rawa memang tidak segar dan orang
saat itu beranggapan bahwa udara itulah yang menyebabkan penyakit tersebut. Sekarang
diketahui bahwa nyamuk-nyamuk yang bersarang di rawa-rawa itulah yang
menyebarkan penyakit Malaria. Namun demikian, pendapat seperti itu merupakan
kemajuan di zamannya, karena penyakit saat itu diasosiasikan dengan dosa dan
kekuatan supranatural. Seorang tokoh di dunia kedektoran, Hippocrates (460-377
SM), adalah tokoh yang pertama-tama berpendapat bahwa penyakit itu ada
hubungannya dengan fenomena alam dan lingkungannya. Dilihat dari segi ilmu
kesehatan lingkungan, penyakit dapat terjadi karena adanya interaksi antara
manusia dengan lingkungan hidupnya. Ilmu yang mempelajari proses interaksi ini
disebut ekologi dan secara khusus Ekologi manusia, Apabila pusat perhatian
studi itu adalah manusia.
Interaksi
manusia dengan lingkungan hidupnya merupakan suatu proses yang wajar dan
terlaksanakan sejak manusia memerlukan daya dukung unsur-unsur lingkungan untuk
kelangsungan hidupnya. Udara, air, makanan, sandang, papan, dan seluruh
kebutuhan manusia harus diambil dari lingkungan hidupnya. Akan tetapi, dalam
proses interaksi manusia dengan lingkungannya ini tidak selalu didapatkan
keuntungan, kadang-kadang manusia bahkan mendapat kerugian. Misalnya, seseorang
makan untuk menghilangkan rasa lapar, tetapi ia dapat menjadi sakit karenanya. Jumlah
makanan dan minuman yang terlalu banyak ataupun terlalu sedikit dapat
menimbulkan kelainan nutrisi. Begitu juga apabila makanan ataupun minuman
mengandung zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan. Zat-zat tersebut dapat berupa
racun asli ( berasal dari makanan itu sendiri) ataupun akibat kontaminasi
makanan tersebut dengan mikroba pathogen ataupun zat kimia yang berbahaya,
sehingga dapat terjadi keracunan atau penyakit. Hal ini merupakan akibat
hubungan timbal balik antara aktivitas manusia dengan lingkungannya. Jadi,
didalam lingkungan terdapat faktor-faktoryang dapat menguntungkan manusia (eugenic),
ada pula yang merugiakn manusia ( disgenik). Usaha-usaha dibidang kesehatan
lingkungan ditujukan untuk meningkatkan daya guna faktor eugenic dan mengurangi
peran atau mengendalikan faktor disgenik di dalam lingkungan hidupnya, oleh
karena itu, ia selalu berusaha untuk selalu memperbaiki keadaan sekitarnya
sesuai dengan kemampuannya.
@dari buku juli soemirat

Tidak ada komentar:
Posting Komentar